Barometerkriminal.com, Majalengka – Tak biasa, itulah kalimat yang keluar dari Ketua Gapoktan Tani Mukti, Dedi Philip Muhadin, dalam testimoninya selaku petani pelaksana saat Temu Lapang dan Panen Perdana Pengembangan Benih Unggul Padi Varietas Inpari 32 dan Inovasi Teknologi Balitbangtan di Desa Jatiwangi, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Sabtu (27/11/21).
“Alhamdulillah, dengan kekompakan semua, disini bisa panen,” tutur Dedi. Ia pun bercerita, bahwa ini adalah kali pertama panen musim tanam (MT) 3. Baginya dan rekan-rekan petani lainnya, sepanjang sejarah desa Jatiwangi belum pernah tanam padi di MT 3. Hal ini karena kondisi air di MT 3 yang umumnya sulit, serangan hama tikus yang tinggi dan serangan burung. Maka jangankan panen, selama MT 3 tanam pun tak pernah.
Lalu apa yang dilakukan hingga dapat mendorong petani untuk tanam bahkan panen? Koordinator Kerja Sama, Pelayanan dan Pengkajian (KSPP), Dr. Darojat Prawiranegara dalam sambutannya menjawab hal tersebut. Menurutnya, ide tak biasa ini berawal dari anggota Komisi IV DPR RI Dapil IX Jabar, Dr. Ir. H. Sutrisno, SE., M.Si. “Kalau bukan didorong Pak Dewan, hal yang mustahil ini mungkin tidak terjadi. Sekarang Kita semua ternyata bisa lihat sendiri, bisa ternyata panen MT 3,” ungkapnya bangga.
Tak hanya dorongan anggota DPR RI, keberhasilan panen ini juga tak luput dari kerja sama dan sinergi berbagai pihak. Ketua pelaksana kegiatan, Irma Noviana menyampaikan peran BPTP Jabar sebagai bagian dari Balitbangtan ialah mengkaji teknologi tepat guna untuk lokasi ini. “Kita perkenalkan Teknologi Budidaya Padi Ramah Lingkungan atau BPRL, penggunaan varietas unggul Balitbangtan, tetapi kita gak bisa sendiri, masalah serangan tikus kita gandeng BBPOPT Jatisari untuk membantu menangani, kegiatan ini juga bersinergi dengan Direktorat Serealia dalam hal dukungan program optimalisasi IP (Indeks Pertanaman),” jelas Irma.
Mewakili Direktorat Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, yakni Kasubit Padi Irigasi & Rawa, Dr. Rahmat, S.Si, M.Si., menyatakan pihaknya terus mendorong optimalisasi lahan. “Kita harus bisa tingkatkan di lokasi ini tadinya IP 2, sekarang bisa tiga, setelah ini kita dorong percepatan tanam menjadi IP 4,” ungkapnya Optimis. Selanjutkan dikatakan pula bahwa program kegiatan ini merupakan terobosan untuk membuktikan bahwa optimalisasi IP padi dapat dilakukan sebagai motivasi untuk wilayah lainnya yg memiliki potensi peningkatan IP padi.
Hal senada juga disampaikan oleh anggota Komisi IV DPR RI Dapil IX Jabar, Dr. Ir. H. Sutrisno, S.E., M.Si. “Kalau bisa jangan sampai ada lahan sejengkal pun yang kosong, harus bisa kita manfaatkan,” terang Sutrisno. Ia juga berharap program ini menjadi inspirasi dan dapat dikembangkan di wilayah lainnya.
Dengan keberhasilan panen meski dengan berbagai kendala yang ada, membuat Wakil Bupati Majalengka, Tarsono D. Mardiana pun menyampaikan terima kasih kepada Anggota DPR RI, BPTP Jabar, Direktorat Serealia Kementan, serta berbagai institusi pemerintah daerah yang telah berpartisipasi. Melalui keberhasilan ini, ia juga membuka pintu kerja sama lainnya yang dapat memajukan petani dan pertanian diwilayahnya.
Tidak hanya upaya peningkatan indeks pertanaman yang dilakukan pada kegiatan ini, tapi juga dilakukan penyediaan benih varietas unggul baru padi melalui usaha penangkaran benih kelompok tani yang dibina oleh BPTP Jabar agar petani dapat mengakses benih secara tepat waktu, jenis dan mutu. Selain itu juga dapat memberikan nilai tambah bagi petani.
Hasil ubinan padi yang diperoleh pada MT 3 Ini rata-rata mencapai 4,9 t/ha GKP sama dengan rata2 hasil pada musim kedua (rata-rata 4,7 ton/ha). Memang hasil ini belum mencapai produksi yang maksimal mengingat banyak sekali tantangan yang telah dihadapi. Namun setidaknya telah memberikan inspirasi bagi semua bahwa dengan kekompakan, sinergitas, dan motivasi yang kuat, maka panen yang tidak biasa pun dapat terwujud.
(Tim Barometerkriminal)